Payton Wall bertemu Obama.
Foto : Istimewa
Mendapat kekuatan dari kata-kata mutiara Justin Bieber, 'never say never', yang berarti semuanya bisa saja terjadi, maka Payton Wall bisa mewujudkan mimpi bertemu idolanya - siapa lagi kalau bukan Justin Bieber?
Semua tak lepas dari uluran tangan presiden Amerika Serikat, Barrack Obama. Menerima surat elektonik dari Payton, sehari setelah Osama terbunuh, presiden pun tersentuh. Pemimpin negeri Paman Sam tersebut membaca surat elektronik berisi 1.500 kata mengenai kisah pribadi remaja, yang telah ditinggal pergi ayahnya sejak peristiwa 9/11 tahun 2001 silam. Saat itu ayahnya, Glen James Wall, merupakan seorang ekskutif Cantor Fritzgerald di menara kembar. Wall tewas bersama banyak korban lain, seperti Donny Robertson, yang juga bekerja di perusahaan yang sama.
Obama pun mengundang Payton, ibu, saudara - Asheley - dan anak Donny Robertson sekaligus temannya - Madison Robertson - untuk datang ke upacara Groun Zero bulan Mei lalu. Payton tidak pernah menyangka suratnya akan dibalas Obama. "Aku sangat terkejut saat Gedung Putih menelepon! Semua ini mimpi yang menjadi nyata," ungkap Payton.
Dalam pertemuan Obama menjanjikan kembali bahwa dia akan memfasilitasi dan membantu remaja tersebut menemui Justin Bieber. Benar saja, minggu lalu mereka bertemu dengan sang idola di Macy's, Herald Square, New York saat sedang mempromosikan parfum terbarunya, Someday.
"Keren sekali. Aku tidak bisa mempercayainya. Dia berkata 'Hai'. Dia menanyakan pada kami tentang parfumnya dan apakah kami memakainya," ujar Payton kepada New York Post.
Ashley pun menambahkan, "Dia sangat ramah dan imut. Bahkan dia tidak terlihat nyata."
Menurut Payton, kisah hidup Bieber dalam film Never Say Never membuatnya ingin berbagi kisah hidupnya yang keras. Kata-kata Bieber menginspirasinya untuk mempercayai diri sendiri dan berbagi kisah hidup untuk menguatkan orang lain. Pertemuannya dengan Bieber merupakan bentuk penghormatan terhadap mendiang ayahnya. "Ayahku adalah alasan kami datang bersama hari ini. Aku mencintai dan merindukannya dan tidak pernah berhenti memikirkannya setiap hari," demikian curahan hatinya.
Semua tak lepas dari uluran tangan presiden Amerika Serikat, Barrack Obama. Menerima surat elektonik dari Payton, sehari setelah Osama terbunuh, presiden pun tersentuh. Pemimpin negeri Paman Sam tersebut membaca surat elektronik berisi 1.500 kata mengenai kisah pribadi remaja, yang telah ditinggal pergi ayahnya sejak peristiwa 9/11 tahun 2001 silam. Saat itu ayahnya, Glen James Wall, merupakan seorang ekskutif Cantor Fritzgerald di menara kembar. Wall tewas bersama banyak korban lain, seperti Donny Robertson, yang juga bekerja di perusahaan yang sama.
Obama pun mengundang Payton, ibu, saudara - Asheley - dan anak Donny Robertson sekaligus temannya - Madison Robertson - untuk datang ke upacara Groun Zero bulan Mei lalu. Payton tidak pernah menyangka suratnya akan dibalas Obama. "Aku sangat terkejut saat Gedung Putih menelepon! Semua ini mimpi yang menjadi nyata," ungkap Payton.
Dalam pertemuan Obama menjanjikan kembali bahwa dia akan memfasilitasi dan membantu remaja tersebut menemui Justin Bieber. Benar saja, minggu lalu mereka bertemu dengan sang idola di Macy's, Herald Square, New York saat sedang mempromosikan parfum terbarunya, Someday.
"Keren sekali. Aku tidak bisa mempercayainya. Dia berkata 'Hai'. Dia menanyakan pada kami tentang parfumnya dan apakah kami memakainya," ujar Payton kepada New York Post.
Ashley pun menambahkan, "Dia sangat ramah dan imut. Bahkan dia tidak terlihat nyata."
Menurut Payton, kisah hidup Bieber dalam film Never Say Never membuatnya ingin berbagi kisah hidupnya yang keras. Kata-kata Bieber menginspirasinya untuk mempercayai diri sendiri dan berbagi kisah hidup untuk menguatkan orang lain. Pertemuannya dengan Bieber merupakan bentuk penghormatan terhadap mendiang ayahnya. "Ayahku adalah alasan kami datang bersama hari ini. Aku mencintai dan merindukannya dan tidak pernah berhenti memikirkannya setiap hari," demikian curahan hatinya.
0 comments:
Post a Comment