VIVAnews - Penggemar setia penyanyi pop Justin Bieber
kini telah mencapai 44 juta di dunia. Penggemar berat ini terobsesi
dengan segala sesuatu yang terkait Justin Bieber. Bahkan, tagar mengenai
Justin Bieber sering menghiasi trending topic dunia di Twitter.
Peneliti di bidang syaraf mencoba menjelaskan fenomena yang dialami
penggemar Justin Bieber ini. Bagaimana gambaran otak orang yang
terobsesi?
Ahli syaraf mencoba mendalami obsesi terhadap Justin
Bieber. Menurut ahli syaraf terkemuka, Profesor Daniel Levitin,
penggemar Justin Bieber atau "Beliebers" tidak dapat mengatasi obsesi
mereka. Ini merupakan bawaan di dalam otak mereka.
"Demam Bieber"
memiliki gejala berteriak, pingsan, dan terus-menerus melacak idola
remaja di Twitter. Ini menjadi sebuah paksaan fisik yang nyata karena
bawaan otak.
Prof Levitin menyebutkan, saat Beliebers
mendengarkan musik Justin Bieber berulang kali, zat kimia yang berfungsi
membawa perasaan senang dilepaskan dalam otak mereka.
"Ini
memicu serbuan dopamin yakni neurotransmitter (zat yang menyampaikan
pesan dari satu syaraf ke syaraf lain) yang dirangsang oleh banyak
kegiatan menyenangkan, seperti orgasme atau makan cokelat," kata
Profesor Levitin seperti dilansir Dailymail.co.uk.
Para
ahli syaraf dari Universitas McGill, Montreal, Amerika Serikat juga
menambahkan bahwa dengan dopamin, seorang fans akan semakin kecanduan
hal yang disenanginya.
"Pelepasan dopamin pada tingkat yang
rendah lebih dipicu musik dibanding penggunaan obat-obatan. Hasilnya
biasanya adalah obsesi. Anda akan semakin terus ketagihan membutuhkan
segala sesuatu tentang Justin Bieber," tambahnya.
Dalam otak manusia, fungsi dopamin sebagai neurotransmitter atau zat yang menyampaikan pesan dari satu syaraf ke syaraf lain.
Secara
ringkas, dopamin adalah suatu senyawa di otak yang berperan dalam
sistem keinginan dan kesenangan sehingga meningkatkan rasa senang.
Dampak dari perasaan yang dipicu oleh dopamin ini hampir serupa dengan
orang yang menggunakan kokain.
Kadar dopamin yang tinggi di otak
diduga dapat menyebabkan energi yang meluap-luap, berkurangnya
kebutuhan tidur atau makan, dan perhatian terfokus pada perasaaan
senang. Dopamin juga bertanggung jawab menyebabkan adiksi atau
ketagihan.
Dopamin yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan
mental yang paling sering bermanifestasi sebagai halusinasi pendengaran,
skizofrenia. Apabila kekurangan, Anda bisa terserang penyakit gangguan
sistem syaraf pusat, parkinson. (sj)
0 comments:
Post a Comment