penyanyi belia yang menjadi idola di seluruh dunia, Justin Bieber, ternyata memiliki pengaruh lebih besar di dunia maya ketimbang Presiden Amerika Serikat Barack Obama atau pun pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama. Bieber disebut-sebut lebih menarik perhatian dan reaksi massa di media sosial ketimbang dua pemimpin itu.
Kesimpulan itu berdasarkan perhitungan yang dilakukan organisasi online, Klout, yang berbasis di San Fransisco, Amerika Serikat, seperti dilansir dari laman The Guardian, Minggu, 2 Januari 2011.
Laman Klout yang menasbihkan dirinya sebagai standar pengaruh online dan internet itu mengatakan, Bieber lebih mempengaruhi pengikutnya untuk berinteraksi di dunia maya.
Menurut perhitungan Klout yang menggunakan rumus algoritma yang rumit, Bieber memiliki lebih banyak timbal balik dari para pengikutnya. Perhitungan dilakukan dengan melihat jumlah tweet, likes, pings, koneksi Linkedin, Google, dan pembaruan status di media sosial lainnya.
Perhitungan ini dilakukan untuk melihat seberapa banyak pengaruh seseorang yang berarti juga seberapa pentingnya orang itu untuk didengarkan. Pada peringkat 20 tertinggi versi Klout, Bieber memperoleh angka sempurna yaitu 100.
Sementara Dalai Lama menempati posisi kedua dengan angka 90. Popularitas dan pengaruh Barack Obama menempati posisi ke empat dengan angka 88. Obama 'dikalahkan' penyanyi eksentrik Lady Gaga dengan angka 89.
Pendiri Klout, Joe Fernandez, menegaskan bahwa pengikut dengan jumlah ribuan tidak berarti memiliki pengaruh yang besar. Yang terpenting, Fernandez melanjutkan, apakah tweet mereka didengarkan atau tidak dan memiliki timbal balik atau tidak.
Kemampuan Klout untuk menghitung tingkat pengaruh di internet ini menarik perhatian perusahaan Disney untuk menggunakan jasanya. Disney dilaporkan telah menggunakan Klout untuk melihat media sosial mana yang dapat mengundang pengguna untuk melihat iklan film Disney.
Selain itu, dilaporkan sebuah hotel di Las Vegas dan perusahaan Virgin menggunakan Klout untuk memantau promosi mereka. "Bahkan semua pelobi di Washington datang kepada kami meminta data. Mereka ingin tahu siapa orang yang dapat menggiring opini publik," ujar Fernandez.• VIVAnews
0 comments:
Post a Comment